B R A N T A S

Loading

Air untuk Kehidupan, Menuju Masa Depan

Windu keempat menandai fase baru dalam sejarah pengelolaan Sungai Brantas dengan fokus utama pada penyediaan air baku. Bendungan Sengguruh di Kabupaten Malang resmi beroperasi dengan kapasitas tampung 21 juta meter kubik. Bendungan ini tidak hanya mampu menyuplai air baku sebesar 1.300 liter per detik dan meredam banjir hingga 1.400 meter kubik per detik, tetapi juga menghasilkan energi dari PLTA berkapasitas 29 megawatt yang bermanfaat bagi masyarakat sekitar.


Pembangunan Sengguruh dilakukan dengan pendekatan inovatif meskipun teknologi yang digunakan relatif sederhana. Tantangan seperti sedimentasi diatasi melalui desain cerdas dan efisien, memastikan distribusi air tetap lancar. Keberadaan bendungan ini memperkuat peran DAS Brantas sebagai sumber kehidupan yang stabil dan tangguh terhadap perubahan iklim serta kebutuhan air di wilayah hilir.


img

bendungan sengguru


Dampak positif segera dirasakan oleh masyarakat sekitar. Air bersih menjadi lebih mudah diakses, irigasi pertanian berjalan lebih lancar, dan ketersediaan energi meningkat. Pemeliharaan mulai menjadi prioritas, ditandai dengan penerapan sistem pemantauan seperti alat ukur muka air. BBWS Brantas terus meningkatkan kapasitas pengelolaan demi keberlanjutan operasional bendungan.


Menjelang akhir windu, perhatian bergeser ke wilayah Tulungagung dengan dimulainya persiapan pembangunan Bendungan Wonorejo di Kali Gondang. Bendungan ini dirancang untuk kapasitas tampung 122 juta meter kubik, dengan kemampuan menahan debit banjir hingga 820 meter kubik per detik. Fungsi bendungan mencakup irigasi, pembangkit listrik, perikanan, dan potensi wisata. Ini menunjukkan visi pembangunan air yang semakin terpadu dan multifungsi.


img
img

Pembangunan Bendungan Wonorejo Tulungagung


Dengan dukungan teknis dari KPPT Joint Operation dan Nippon Koei, serta pendanaan dari APBN dan bantuan luar negeri, proyek Wonorejo dilandasi oleh studi teknis yang matang. Meski medan pembangunan cukup menantang, pendekatan modern dan kolaboratif menjadikan proyek ini lebih efektif. Windu IV pun ditutup dengan keyakinan baru: air adalah masa depan, dan DAS Brantas terus melangkah sebagai sumber daya vital bagi kehidupan dan pembangunan Jawa Timur.

Sebelumnya
Selanjutnya