Loading
Windu kelima menjadi era strategis dalam pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas dengan dua fokus utama: konservasi lingkungan dan pemanfaatan teknologi modern. Periode ini tidak hanya berfokus pada pembangunan fisik, tetapi juga pada penguatan sistem informasi dan kesadaran kolektif akan pentingnya keberlanjutan. Tonggak utama dari masa ini adalah peresmian Bendungan Wonorejo oleh Wakil Presiden Megawati Soekarnoputri pada 21 Juni 2001—mengakhiri perjuangan panjang dengan simbol kemenangan besar.
Bendungan Wonorejo memiliki kapasitas tampung 122 juta meter kubik dan mampu mengendalikan banjir hingga 820 meter kubik per detik. Infrastruktur ini menghasilkan energi dari PLTA sebesar 31,7 gigawatt-hour per tahun melalui kapasitas 7.000 kilovolt-ampere, serta dua PLTM masing-masing 125 kilowatt untuk operasional internal. Bendungan ini tidak hanya menyuplai air irigasi ke 2.400 hektare lahan pertanian, tetapi juga menjadi pusat pertumbuhan ekonomi di Tulungagung melalui pemanfaatan energi, perikanan, dan pariwisata.
PLTA dan Bendungan Wonorejo
Pembangunan Wonorejo dibiayai oleh APBN sebesar Rp 77 miliar dan bantuan luar negeri dari Jepang sebesar ¥18,465 miliar. Kolaborasi teknis dilakukan oleh KPPT Joint Operation dan Nippon Koei, memastikan standar konstruksi yang tinggi. Keberadaan bendungan ini membawa perubahan besar bagi masyarakat: air bersih lebih terjamin, listrik tersedia lebih stabil, dan peluang ekonomi berbasis sumber daya air mulai berkembang pesat.
Di sisi konservasi, BBWS Brantas mulai menerapkan pendekatan teknologi dengan peluncuran Management Information System (MIS) pada tahun 1995. Sistem ini mampu memantau data debit air, curah hujan, dan kondisi sungai secara real-time, mempercepat respons terhadap banjir dan membantu distribusi air yang lebih efisien. Selain itu, konservasi lingkungan dilakukan melalui partisipasi masyarakat dalam penanaman pohon, pengelolaan lahan, serta pengendalian erosi di wilayah hulu.
Teknologi pemantauan juga terus dikembangkan dengan pemasangan alat pengukur tekanan air yang lebih modern untuk memastikan keselamatan struktur bendungan. Seluruh pengalaman, kolaborasi, dan inovasi selama windu ini menjadikan DAS Brantas bukan hanya sumber daya alam, tetapi simbol keberlanjutan dan masa depan yang lebih hijau serta terintegrasi secara digital. Windu V ditutup dengan optimisme tinggi akan transformasi Sungai Brantas di era berikutnya.