Loading
Sungai Brantas, yang mengalir sejauh 320 kilometer dari lereng Gunung Arjuno hingga bermuara ke Laut Jawa, memulai babak penting dalam sejarah pengelolaan air di Jawa Timur pada Windu pertama. Perjalanan ini ditandai dengan dimulainya pembangunan Bendungan Sutami di Kabupaten Malang pada tahun 1961. Dengan kapasitas tampung mencapai 343 juta meter kubik dan kemampuan mengendalikan banjir hingga 4.200 meter kubik per detik, bendungan ini menjadi simbol upaya besar menjinakkan sungai yang dahulu liar menjadi sumber kehidupan.
Proyek ini tidak hanya menghadirkan konstruksi fisik, tetapi juga kolaborasi lintas negara. Mitra Jepang seperti Kajima Construction dan Nippon Koei turut andil, terutama dalam pembangunan terowongan pengelak dan anak bendungan. Sementara itu, pembangunan bendungan utama dipercayakan kepada tenaga lokal melalui proses swakelola. Perpaduan teknologi internasional dan semangat kemandirian dalam negeri menghasilkan karya monumental di tengah keterbatasan fasilitas dan tantangan medan yang tidak mudah.
kunjungan menteri PUTL Ir.Sutami ke pembangunan bendungan selorejo (1967)
Di balik tantangan tersebut, berbagai inovasi sederhana bermunculan sebagai solusi efektif. Wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas mulai menunjukkan potensinya sebagai kawasan strategis yang menjanjikan di masa depan. Proyek ini pun menjadi lebih dari sekadar upaya teknis—ia membangun harapan kolektif. Masyarakat mulai membayangkan masa depan yang lebih stabil, di mana air tidak lagi menjadi ancaman, melainkan kekuatan yang mendukung irigasi, pertanian, dan kehidupan sehari-hari.
jajaran pimpinan proyek brantas
Sebagai langkah awal menuju pengelolaan air berbasis ilmu pengetahuan, teknologi pemantauan mulai diterapkan dengan diperkenalkannya alat ukur muka air. Inilah tonggak awal lahirnya sistem pengelolaan sumber daya air yang lebih terstruktur dan ilmiah. Windu pertama menjadi fondasi kokoh dari perjalanan panjang Sungai Brantas, membuka jalan bagi keajaiban-keajaiban baru di windu-windu berikutnya. Keajaiban apa yang menanti di windu berikutnya? ayo kita cari tau!