B R A N T A S

Loading

Teknologi dan Harapan, Menuju Puncak

Windu ketujuh menjadi era antusiasme dan persiapan besar dalam pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas. Masa ini ditandai oleh kolaborasi antara teknologi dan pembangunan infrastruktur, yang secara bersamaan mendorong terciptanya sistem pengelolaan air yang cerdas dan berkelanjutan. Konservasi dimulai dari hulu, dengan rehabilitasi Kali Bogel dan Kali Kemuning yang rawan erosi dan sedimentasi. Normalisasi sungai, pembangunan sabo dam, dan penghijauan lereng dilakukan untuk memperbaiki kualitas aliran air hingga ke hilir.


Di daerah padat penduduk, pengendalian banjir ditingkatkan melalui pembangunan longstorage sebagai kantong air. Longstorage Kalimati di Sidoarjo dan Kalisadar di Blitar (2011–2014) menjadi benteng pertahanan terhadap banjir musiman yang sebelumnya kerap merusak kawasan perkotaan. Seiring dengan pembangunan fisik, teknologi pengamatan sungai juga ditingkatkan. Sistem telemetri diterapkan di Bendungan Sutami dan Wonorejo untuk pemantauan debit dan curah hujan secara real-time.


img
img

Longstorage Kalimati Sidoarjo


Kemajuan teknologi semakin terasa ketika telemetri mulai terintegrasi dengan Flood Forecasting and Warning System (FFWS), mempercepat respons terhadap ancaman banjir. Pada 2012, DAS Brantas mulai mengadopsi teknologi Internet of Things (IoT) dengan pemasangan sensor aliran sungai. Di saat yang sama, PJT memperbarui sistem FFWS berbasis radio. Sinergi antarlembaga ini menjadi dasar lahirnya Command Center, pusat kendali berbasis data dan kecerdasan buatan, yang menjadi tonggak penting menuju pengelolaan digital.


BDi sisi pembangunan fisik, proyek besar turut dimulai. Bendungan Bagong dibangun di Trenggalek dengan kapasitas 17 juta meter kubik untuk irigasi, air baku, dan pengendali banjir. Tahun 2013, pembangunan Bendungan Tugu dan Bendungan Semantok menyusul. Khusus Semantok, yang mulai dibangun pada 2017, menjadi proyek terbesar menjelang akhir windu ini. Infrastruktur besar ini mempertegas komitmen penguatan ketahanan air di kawasan Brantas.


img
img

Pembangunan bendungan Bagong


Windu ini juga menandai awal dari sistem pengelolaan berbasis prediksi. Data digunakan untuk menyusun pola distribusi air dan mengantisipasi musim ekstrem. Masyarakat mulai merasakan manfaat nyata teknologi—dari pertanian hingga penyediaan air bersih. DAS Brantas kini dijaga bukan hanya oleh bendungan dan alat berat, tapi juga oleh sensor, algoritma, dan sistem pintar. Era digital perlahan hadir, membawa DAS Brantas melangkah ke masa depan yang lebih adaptif dan berdaya saing.

Sebelumnya
Selanjutnya